(Buku PDF Gratis) Islamku, Islam Anda, Islam Kita; Agama Masyarakat Negara Demokrasi
Judul Buku: Islamku, Islam Anda, Islam Kita; Agama Masyarakat Negara Demokrasi
Penulis: Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Penerbit: The Wahid Institute
Cetakan: I, Agustus 2006
Benang merah yang sangat penting dari pemikiran Gus Dur adalah penolakannya terhadap formalisasi, ideologisasi, dan syari’atisasi Islam. Sebaliknya, Gus Dur melihat bahwa kejayaan Islam justru terletak pada kemampuan agama ini untuk berkembang secara kultural. Dengan kata lain, Gus Dur lebih memberikan apresiasi kepada upaya kulturalisasi (culturalization). Itu terlihat dengan jelas, misalnya, dari serial tulisannya yang berjudul “Islam: Ideologis Ataukah Kultural”.
Islamku, Islam Anda, Islam Kita; Agama Masyarakat Negara Demokrasi
Sumber: https://brandalmetropolitan.blogspot.co.id
Penulis: Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Penerbit: The Wahid Institute
Cetakan: I, Agustus 2006
Benang merah yang sangat penting dari pemikiran Gus Dur adalah penolakannya terhadap formalisasi, ideologisasi, dan syari’atisasi Islam. Sebaliknya, Gus Dur melihat bahwa kejayaan Islam justru terletak pada kemampuan agama ini untuk berkembang secara kultural. Dengan kata lain, Gus Dur lebih memberikan apresiasi kepada upaya kulturalisasi (culturalization). Itu terlihat dengan jelas, misalnya, dari serial tulisannya yang berjudul “Islam: Ideologis Ataukah Kultural”.
Ketidak setujuan Gus Dur terhadap formalisasi Islam itu terlihat, misalnya terhadap tafsiran ayat Al Qur’an yang berbunyi “udhkuluu fi al silmi kaffah”, yang seringkali ditafsirkan secara literal oleh para pendukung Islam formalis. Jika kelompok Islam formalis yang menafsirkan kata “al silmi” dengan kata “Islami”, Gus Dur menafsirkan kata tersebut dengan “perdamaian”. Menurut Gus Dur, kon¬sekuensi dari kedua penafsiran itu punya implikasi luas. Mereka yang terbiasa dengan formalisasi, akan terikat kepada upaya-upaya untuk mewujudkan “sistem Islami” secara fundamental dengan mengabaikan pluralitas masyarakat. Akibatnya, pemahaman seperti ini akan menjadikan warga negara non-Muslim menjadi warga negara kelas dua.
Bagi Gus Dur, untuk menjadi Muslim yang baik, seorang Muslim kiranya perlu menerima prinsip-prinsip keimanan, menjalankan ajaran (rukun) Islam secara utuh, menolong mereka yang memerlukan pertolongan, menegakkan profesionalisme, dan bersikap sabar ketika menghadapi cobaan dan ujian. Konsekuensinya, mewujudkan sistem Islami atau formalisasi tidaklah menjadi syarat bagi seseorang untuk diberi predikat sebagai muslim yang taat (Dr. M. Syafii Anwar).
Unduh file PDFnya dengan klik link di bawah ini:Islamku, Islam Anda, Islam Kita; Agama Masyarakat Negara Demokrasi
Sumber: https://brandalmetropolitan.blogspot.co.id
"SELAMAT MEMBACA"
Komentar
Posting Komentar